Minggu, 05 Desember 2010

Membeli Surga dengan Satu Dinar



وكأنه مذهب أبي داود صاحب السنن فإنه أخرج عنه ابن عبد البرّ بسند جيد أنه كان في سفينة فسمع عاطساً على الشط فاكترى قارباً بدرهم حتى جاء إلى العاطس فشمته ثم رجع، فسئل عن ذلك فقال: لعله يكون مجاب الدعوة، فلما رقدوا سمعوا قائلاً يقول لأهل السفينة: إن أبا داود اشترى الجنة من الله بدرهم انتهى

Imam Asshon’ani menukilkan bahwa Imam Ibnu ‘Abdil Barr meriwayatkan dengan sanad yang jayyid (baik), Imam Abu Dawud-pengarang kitab Sunan-sedang berada di perahu, kemudian mendengar orang bersin di pantai, kemudian beliau menyewa perahu dengan satu dirham sehingga beliau sampai kepada orang yang bersin dan kemudian Ia bertasymit-mengucapkan do’a yarhamukallah-kemudian Ia kembali (ke perahu). Ia ditanya tentang perbuatannya Ia menjawab: Mudah-mudahan Ia adalah orang yang diijabah (dikabulkan) doanya. Ketika mereka tidur, mereka mendengar seseorang berkata kepada para penumpang kapal: sesungguhnya Abu Dawud telah memberi surga dari Allah dengan satu dirham.
(Subulus Salam, Syarah Kitab Al-Jami’, Bab Adab, Imam as-Shan’ani)

di antara faidah cerita ini:
·        Tingginya perhatian dan pengagungan ulama salaf dalam mengamalkan sunnah rasulullallah shallallahu ‘alaihi wasallam. Begitu perhatiannya mereka terhadap sunnah-sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam rangka menjaga sunnah beliau dan sebuah syiar yang bisa mendorong kaum muslimin lainnya untuk mengamalkan. Kita perhatikan sekarang ini, banyak kaum muslimin yang meninggalkan  sunnah ucapan Alhamdulillah ketika bersin, apalagi bertasymit, apalagi doa setelah bertasymit. Ketidakfahaman terhadap Bahasa Arab adalah salah satu penyebab terbesarnya !
·        Hendaknya kita tidak meremehkan setiap amal shalih sekecil apapun. Bertasymith adalah amalan yang ringan dan menurut saya termasuk jenis ibadah yang bisa membantu untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama saudara kaum muslimin seperti halnya salam.
·        Semangat ulama salaf untuk mencari keselamatan di dunia dan akhirat dengan doa sebanyak-banyaknya. Imma dari dirinya sendiri, imma dari doa kaum muslimin yang lain. Seperti Imam Abu Dawud rahimahullah,  beliau tidak merasa cukup dengan hanya bersandar pada doa beliau sendiri.
·        Berhusnuzhan kepada setiap muslimin. Beliau terhadap orang yang asing ini berhusnuzhon bahwa Ia adalah muslim yang baik sehingga beliau mengharapkan berkah doa dan ijabahnya. Demikianlah sikap asal seorang muslim terhadap muslim yang lain. Diriwayatkan dari salaf sebuah ucapan :
o   Apabila aku berjumpa dengan seorang muslim yang masih muda maka saya akan berkata dalam hati saya “alangkah mulianya Ia, muda umurnya, maka aku menyangka bahwa dosanya tidak sebanyak dosaku” dan bila berjumpa dengan muslim yang lebih tua usianya, hatiku berkata “alangkah mulianya Ia, Aku menyangka bahwa amal shalihnya lebih banyak dariku” dengan demikian mudah-mudahan rasa ‘ujub akan bisa jauh dari hatiku.
·        Hendaknya setiap orang menyadari bahwa dalam ucapan tasymit-yarhamukallah- dan ucapan yang setelahnya-yahdikumullah wa yushlihu balakum- adalah ucapan yang berisi doa. Sehingga ada ibadah di dalamnya dan hendaknya tidak mengucapkannya semata-mata seperti kebiasaan atau adat.
·        Hendaknya kita tidak perlu sungkan untuk mengucapkan tasymit secara terang-terangan kepada muslim yang lain. Terkadang karena sikap malu, sungkan dan sebagainya, ketika kita mendengar muslim yang lain bersin lantas mengucapkan Alhamdulillah maka kita pun hanya mengucapkannya dalam hati dan tidak diarahkan kepada muslim yang bersin tersebut secara jelas, sehingga Ia pun kemudian tidak membalas tasymith kita dengan ucapan doa-yahdikumullah wa yushlihu balakum-. Atau karena takut kita “merepotkan” muslim yang lain, kita hanya mensirrkan bacaan Alhamdulillah setelah bersin. Hilanglah pahala di atas pahala…
·        Sikap tawadhu’ ulama salaf terhadap kaum muslimin. Imam Abu Dawud tidak berpikir bahwa Ia adalah salah satu Imam kaum mulimin, muhaddits unggulan yang merasa cukup dari doa-doa kaum muslimin yang lain. Bahkan Ia merendahkan diri dengan mendatangi muslim yang berada di sebrang dengan menyewa perahu.

Alhamdulillah
Abu Shalih,
28 Agustus 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar