Wassholatu Wassalamu ‘Ala khotamil Anbiya Walmursalin
Wa’ala Alihi Wasohbihi Ajma’in.Wa ‘ala man tabi’ahum biihsanin Ila Yaumiddin.
Dari Thlq bin Ali –Radhiallahu ‘anhu – bahwa nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;
“makan dan minumlah, janganlah terhalangi oleh ekor yang meninggi, makan dan minumlah sampai terbentang yang berwarna merah”.
Hasan. Ashshahihah No. 2031.
Faidah: ketahuilah bahwa tidak ada pertentangan tentang sifat yang disebutkan rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tentang cahaya fajar shodiq dengan “merah”.
Allah ta’ala mensifati dengan “Benang putih” dikarenakan yang dimaksud adalah-wallahu ‘alam - putih yang bercampur dengan merah, atau terkadang putih dan terkadang merah.
Hal tersebut berbeda dengan berbedanya tempat muncul dan bagian.
Hal tersebut telah saya lihat sendiri dari rumahku di Bukit Hamlan arah, timur Amman dan hal tersebut membuatku semakin menguatkan tentang benarnya apa yang disebutkan oleh orang-orang yang memiliki ghirah untuk mengoreksi ibadah kaum muslimin. Bahwa adzan fajar pada sebagian Negara arab keduluan sebelum fajar shodiq dengan perkiraan waktu antara 20 hingga 30 menit. Yaitu bahkan lebih dulu dari fajar kadizb !. dan banyak juga kudengar bahwa iqomat sholat fajar pada sebagian masjid bersamaan dengan terbitnya fajar shadiq. Mereka keduluan mengumandangkan adzan selama 30 menit. Jika demikian maka mereka sholat sunah fajar sebelum waktunya. Dan mereka telah tergesa-gesa untuk menunaikan fardhu puasa sebelum waktunya pada bulan ramadhan. Sebagaimana hal ini terjadi di damaskus dan aku sahur pada romadhan tahun lalu (1406).
Hal tersebut membatasi manusia untuk tergesa-gesa menahan makan dan mengarahkan sholat fajar menjadi batal. Hal tersebut disebabkan karena semata-mata bersandar pada jadwal falaki. Dan berpalingnya mereka dari teknik yang syar’i. (makan dan minumlah sampai jelas bagimu benang yang putih dari benang yang hitam dari fajar), dan makan dan minumlah sampai terbenang atas kalian yang merah. Sesungguhnya ini adalah peringatan, dan peringatan itu bermanfaat bagi kaum mukminin.
Termaktub dalam kitab “ Nazhomul Fawa’id mimma fi silsilati Al-Albani min Fawaid” karya Abdul Lathif bin Muhammad Abi Rabi’ (I/512-513) cetakan maktabah Al-Ma’arif Riyadh.
Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar