Sabtu, 05 Februari 2011

Kufrun Duna Kufrun

Kita biasa mendengar istilah kufrun duna kufrin, yakni kekafiran yang tidak mengkafirkan.
Istilah ini dicetuskan oleh sahabat, di antaranya adalah Ibnu Abbas untuk memberikan pemahaman terhadap pelaku dosa yang terkadang diistilahkan dengan kufr atau kafir, namun hakikatnya tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari islam.





Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Kitab al-Iman (I/279) berkata:
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekafiran”
Berdasarkan asal ini, maka sebagian manusia biasanya pada dirinya terdapat cabang dari cabang-cabang kekafiran, namun bersamaan dengan itu ada iman juga. Oleh sebab itu, diriwayatkan dari nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan dari banyak dosa dengan kekufuran, padahal pelakunya pada dirinya terdapat lebih banyak dari seberat biji sawi keimanan sehingga tidak kekal di neraka. Seperti sabda beliau:
" سباب المسلم فسوق وقتاله كفر "

“Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekafiran”
Dan sabda beliau:
" لا ترجعوا بعدي كفاراً، يضرب بعضكم رقاب بعض "

Janganlah kali kembali menjadi kafir sepeninggalku, sebagian memenggal sebagian yang lain.
Ini adalah perkara yang diteliti dari nabi Shallallahu 'alaihi wasallam secara shahih tidak hanya dari satu sisi saja.  Sesungguhnya diperintahkan  seseorang untuk menggunakan panggilan ini kepada yang lain ketika haji wada.

Beliau menyebutkan orang yang memenggal kepala sebagian yang lain dengan tanpa hak dengan kafir. Menyebutkan perbuatan ini dengan kekufuran.             Sementara itu, Allah berfirman:
{وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا}

“Dan apabila dua pihak dari kaum mukmin saling berperang, maka damaikanlah keduanya “
Hingga pada firman-Nya :
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ}  Sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara (al-Hujurat 9,10)

Dijelaskan bahwa orang-orang ini tidak keluar dari keimanan secara keseluruhan. Tetapi pada diri mereka terdapat kekufuran, pada perilaku tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian sahabat: kufrun duna kufrin. Demikian juga dengan sabda beliau:

" من قال لأخيه: يا كافر، فقد باء بها أحدهما "

Barang siapa yang berkata kepada saudaranya : Wahai kafir, maka akan kembali kepada salah satunya.
Beliau tetap menyebut “saudaranya” ketika berkata seperti di atas. Dan mengkhabarkan bahwa hal tersebut akan kembali kepada salah satunya. Seandainya hal tersebut telah mengeluarkan salah satunya dari islam, niscaya tidak akan disebut dengan saudaranya, tetapi di dalamnya terdapat kekufuran.

mengambil faidah dari http://majles.alukah.net/showthread.php?p=460968#post460968

Tidak ada komentar:

Posting Komentar